Training ESQ New Chapter hari kedua

Sabtu 24 Februari 2018, seperti biasa yang memandu awal training adalah Coach Iman, seorang yang humble dengan suaranya yang khas, pembawaannya meyakinkan, kita diajak menari-nari lagi, lumayan cukup membuat keringat keluar dari pori-pori. Dan dikejutkan dengan datangnya gubernur DKI Jakarta, Pak Anies Baswedan, hehee.. bikin heboh, pak Anies berpesan pembangunan karakter dimulai dari diri pribadi, dengan berkontribusi ke sesama, tetangga, dan orang yang paling terdekat. Beliau memuji konsep Menara 165 dengan nilai-nilainya. Luar biasa… hehheee

Pak Anies Baswedan, datang ke ESQ 165

 

Coach Iman menyentuh ke sisi Prinsip kedua dalam konsep ESQ, tentang, mau dimanapun apapun yang diperbuat, sendiri atau banyak orang semua tercatat dalam amalan, karena DIA Maha Mengetahui, sebagaimana konsep malaikat yang berhati suci berbuat baik tanpa syarat lagi.

Setelahnya Pak Ary Ginanjar menceritakan tentang sosok Nabi Muhammad, sebagai konsep ketiga yaitu Leadership Principle, mengapa kita meneladani dan mencintai Rosul, tidak lain karena Beliaulah yang memplopori sehingga kita berada dalam agama suci, melanjutkan konsep Ibrahim tentang agama Tauhid, suasana menjadi emosional ketika diceritakan begitu luhurnya pribadi Nabi, dan betapa Beliau mencintai umatnya, dibuktikan ketika sakratul maut, beliau menyebut-nyebut umati, umati, umati. Konsep ketiga inilah yang ditanamkan ke peserta, meneladani Nabi dalam sosok pemimpin ideal, lewat sikap-sikapnya.

Apa yang membuat seseorang dijadikan pemimpin

Pertama Beliefnya, dan Nabi punya belief yang teguh, kepada Tauhid. Inilah yang menjadi pegangan yang amat kokoh dalam kehidupan.

Kedua Valuesnya, Apa values Nabi, mengambil ke konsep sikap Nabi yang Amanah, Fathanah, Tabligh, siddiq.

Ketiga Actionnya, Nabi ketika berjalan seperti menuruni puncak bukit, dan seterusnya, begitu banyak konsep action nabi yang bisa kita teladani.

 

Di sini dikisahkan pula tentang nabi Ibrahim bagaimana Beliau bermimpi untuk memotong Isma’il, dan kemudian dikisahkan dengan sangat baik oleh pak Ary Ginanjar, di mana secara filosofis menggambarkan bagaimana kita melepaskan kecintaan-kecintaan kita terhadap dunia, sehingga satu tujuan kita adalah Allah, seperti State atau dasar yang digambarkan, Laaillahaillallah…

 

Pada prinsipnya setiap orang mempunyai kekuatan, dan seperti sikap Asmaul Husna Allah, manusia juga mempunyai percikan, percikan sikap itu dengan kadar terbatas. Berbeda dengan sikap Allah yang tak terbatas. Di sini pak Ary menyuruh peserta untuk mengenal dirinya dengan lebih baik, seperti apa yang disampaikan Nabi, barang siapa mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya.

Terakhir kita diajak untuk mengikuti permainan, seru tapi kalo lebih seru lagi kalo kalian ikut sendiri Trainingnya, hehehhehee…… tapi karena saya orangnya baik ya saya ceritain deh yee…

Kita diajak mengikuti permainan meniup balon, lalu kemudian balon itu dilepas dengan mengarah tujuan tertentu, yang menang dapat piala, bahwa sesungguhnya meniup balon adalah bagian dari usaha kita, sementara sekuat apapun ikhtiar kita dalam meniup balon, yang lebih dahulu sampai belum tentu kita, karena bergantung kepada nasib balon yang terbang ke depan atau malah ke samping. Mengikuti konsep Sa’i dalam haji, bulak balik Siti Hajar mencari air sampai 7 kali balik, tetapi air malah munculnya di kaki Isma’il.

Kenang-kenangan bareng Coach Iman yang Kece, heheeee

lanjut ke bagian ketiga yaa DI SINI

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.