Mendengar seorang sahabat karib sedang mengalami patah hati, secara pribadi saya mendukungnya untuk tetap istiqamah beriman, bersabar dengan keadaan atas musibah yang menurut saya tidaklah mudah. Cerita sahabat ini membuat saya teringat ketika mengalami hal yang sama, patah setelah sebelumnya jatuh. Sungguh hal demikian tidak enak kawan, tidak enak sekali. Dan dengan sesadar-sadarnya saya mengerti hal demikian tidaklah mudah.
Hm, ini aib atau kesempatan berbagi ya, hehehe… Apalah disebutnya, pokoknya saya mau cerita sedikit, bukan tentang si mantan, tetapi lebih kepada tentang bagaimana cara meredakan patah hati, sisa-sisa yang terkais-kais oleh si mantan. Ehh enak aja sisa ya.. hahahaha… Yaa sudahlah…
Ada yang mau tau? Hmm, baiklah…
Apa yang kita lakukan ketika patah hati? Bunuh diri? Mabok minum-minuman keras? Or narkoba? Hm, atauu?? Ahh itu semua mah konyol bro, No way, lelaki hebat bukan tentang seberapa kuat ia menghadapi pukulan musuh, tetapi lelaki hebat lebih kepada seberapa mampu dia menguasai dirinya sendiri dari perilaku yang dzalim terutama kepada diri sendiri. Jadi pertanyaannya untuk lelaki yang masih melakukan cara jahiliyah sebagai pelarian ketika patah hati. Apa Luu udah gak sayang sama diri Luu sendiri?? Dan pertanyaan besarnya lagi adalah Apakah Luu udah ngga percaya akan keputusan takdir Tuhan? Mendzalimi diri sendiri atau bahkan bunuh diri adalah penghianatan kepada Tuhan yang teramat agung bro… Saking agungnya dalam agama, mereka yang bunuh diri, cukup dikubur aja ngga usah dimandiin atau dikafani, sungguh itu menjijikan sekali… Camkan itu ya broo….
Lalu bagaimana caranya supaya kita bebas patah hati??
Setiap jejak langkah mungkin bisa saja terlewati, tetapi untuk lupa sepertinya tidak mungkin. Semua akan terpatri dalam sudut kenangan yang boleh jadi tak terlupakan. Jadi, melupakan si mantan begitu saja, atau dengan cara mencari sosok baru sebagai pelarian, saya kira cara tersebut bukan cara yang tepat. Jadi bagaimana dong?? Hm, bagaimana ya, saya juga bingung.. Hehehee.. Salah satu cara yang paling ampuh dalam menghadapi patah hati adalah cuek, pokoknya bodo amat, itu sih buat yang ngga patah-patah amat, kalo yang patah sampai bunyi krekkk… itu udah wajib dibawa ke puskesmas.. hahaha.. Kawan, berserah dirilah kepada Allah, dan perbanyak istighfar. Tidak mungkin memang melupakan begitu saja, tetapi sadari baik-baik keadaan ketika patah hati itu, dan kemudian lepaskan dengan perasaan menerima, minta atau banyak berdoalah kepada Allah untuk diberi keikhlasan dalam menerima keadaan patah hati tersebut. Jadi tidak ada cara lain dalam menyikapi patah hati selain melepaskan, menerima dengan ikhlas akan kenyataan yang sedang dihadapi. InshaAllah, semakin ikhlas menerima kita jadi semakin bisa senyum-senyum ketika mengingat tingkah konyol kita sendiri ketika dulu pernah nangis, atau berbuat apalah ketika patah hati. Yang punya pengalaman pasti senyum-senyum baca postingan ini. Hehehe… Selamat mencoba ya sob, terutama buat sahabat karib yang sedang patah hati, ditinggal pujaan hati menikah. Sungguh saya turut berduka untuk itu, dan untukmulah postingan ini dibuat.
Salam
Irman Rahman