Arsip Bulanan: Oktober 2016

Patah hati nyata adanya

Mendengar seorang sahabat karib sedang mengalami patah hati, secara pribadi saya mendukungnya untuk tetap istiqamah beriman, bersabar dengan keadaan atas musibah yang menurut saya tidaklah mudah. Cerita sahabat ini membuat saya teringat ketika mengalami hal yang sama, patah setelah sebelumnya jatuh. Sungguh hal demikian tidak enak kawan, tidak enak sekali. Dan dengan sesadar-sadarnya saya mengerti hal demikian tidaklah mudah.

 

Hm, ini aib atau kesempatan berbagi ya, hehehe… Apalah disebutnya, pokoknya saya mau cerita sedikit, bukan tentang si mantan, tetapi lebih kepada tentang bagaimana cara meredakan patah hati, sisa-sisa yang terkais-kais oleh si mantan. Ehh enak aja sisa ya.. hahahaha… Yaa sudahlah…

Ada yang mau tau? Hmm, baiklah…

Apa yang kita lakukan ketika patah hati? Bunuh diri? Mabok minum-minuman keras? Or narkoba? Hm, atauu?? Ahh itu semua mah konyol bro, No way, lelaki hebat bukan tentang seberapa kuat ia menghadapi pukulan musuh, tetapi lelaki hebat lebih kepada seberapa mampu dia menguasai dirinya sendiri dari perilaku yang dzalim terutama kepada diri sendiri. Jadi pertanyaannya untuk lelaki yang masih melakukan cara jahiliyah sebagai pelarian ketika patah hati. Apa Luu udah gak sayang sama diri Luu sendiri?? Dan pertanyaan besarnya lagi adalah Apakah Luu udah ngga percaya akan keputusan takdir Tuhan? Mendzalimi diri sendiri atau bahkan bunuh diri adalah penghianatan kepada Tuhan yang teramat agung bro… Saking agungnya dalam agama, mereka yang bunuh diri, cukup dikubur aja ngga usah dimandiin atau dikafani, sungguh itu menjijikan sekali… Camkan itu ya broo….

Lalu bagaimana caranya supaya kita bebas patah hati??

Setiap jejak langkah mungkin bisa saja terlewati, tetapi untuk lupa sepertinya tidak mungkin. Semua akan terpatri dalam sudut kenangan yang boleh jadi tak terlupakan. Jadi, melupakan si mantan begitu saja, atau dengan cara mencari sosok baru sebagai pelarian, saya kira cara tersebut bukan cara yang tepat. Jadi bagaimana dong?? Hm, bagaimana ya, saya juga bingung.. Hehehee..  Salah satu cara yang paling ampuh dalam menghadapi patah hati adalah cuek, pokoknya bodo amat, itu sih buat yang ngga patah-patah amat, kalo yang patah sampai bunyi krekkk… itu udah wajib dibawa ke puskesmas.. hahaha..  Kawan, berserah dirilah kepada Allah, dan perbanyak istighfar. Tidak mungkin memang melupakan begitu saja, tetapi sadari baik-baik keadaan ketika patah hati itu, dan kemudian lepaskan dengan perasaan menerima, minta atau banyak berdoalah kepada Allah untuk diberi keikhlasan dalam menerima keadaan patah hati tersebut. Jadi tidak ada cara lain dalam menyikapi patah hati selain melepaskan, menerima dengan ikhlas akan kenyataan yang sedang dihadapi. InshaAllah, semakin ikhlas menerima kita jadi semakin bisa senyum-senyum ketika mengingat tingkah konyol kita sendiri ketika dulu pernah nangis, atau berbuat apalah ketika patah hati. Yang punya pengalaman pasti senyum-senyum baca postingan ini. Hehehe… Selamat mencoba ya sob, terutama buat sahabat karib yang sedang patah hati, ditinggal pujaan hati menikah. Sungguh saya turut berduka untuk itu, dan untukmulah postingan ini dibuat.

 

Salam

Irman Rahman

Menghadiri Pernikahan Kawan…

Somad namanya, teman sebangsa dan setanah air. Kemarin, dia merayakan pesta pernikahan. Saya datang bersama kawan. Cukup meriah, dan yang paling penting berlangsung khidmat, terutama membuat jomblo macem saya baper ngga ketulungan. Saya tidak akan menceritakan tentang baperannya, heehee… itu rahasia pribadi.

Somad bukan hanya teman sebangsa dan setanah air, dia adalah teman saya sebangku ketika SD, dan yang lebih melekat lagi, saya dan si somad bersekolah di sekolah yang sama dari SD sampai SMA, hehehe… kurang lekat gimana lagi coba.

Bertemu dengannya dan mengucapkan ucapan selamat atas pernikahannya adalah suatu yang melegakan buat saya, karena kalo ngga dateng ada beban sosial rasa-rasanya. Karena dia adalah teman yang cukup dekat.

Mengenai kehidupan pribadi somad saya tahu sedikit, dia jebolan pesantren, sekarang menjadi guru SD, orangnya asik, pinter melucu, suka maen PS, seneng ngopi dan ngumpul-ngumpul, dan sekarang dia menjadi pengasuh pengajian anak muda kampung, dan istrinya itu adalah salah satu jamaahnya loh.. Saya salut dengannya, bangga dengan salah satu teman sekolah saya ini. Ilmu pesantren yang ditempuhnya selama 12 tahun kini menjadi manfaat bagi kehidupannya dan kehidupan orang lain.

Satu yang saya pelajari dari somad adalah tentang kegigihan mencari istri, sebelumnya sang istri yang sekarang dia persunting tidak mau diajak menikah olehnya dan ternyata ala cinta itu biasa berlaku juga kepadanya. Bertemu dan melakukan kegiatan bersama di pengajian remaja akhirnya membuat hati sang istri takluk dan benarlah kalo orang bilang cinta itu ala biasa.

Selamat menempuh hidup baru buat SOMAD dan Istri.

Tulisan ini mungkin tidak akan dibaca oleh somad, tetapi biarlah ini menjadi catatan saya untuk kawan yang satu ini.

Mencintai Purnama

Menatapmu dari kejauhan, mengagumimu dari gelap malam, siluet cahaya wajahmu berkilauan, cantik, cantik sekali..

 

Duhai, entah bagaimana Tuhan menciptakanmu, entah bagaimana kecantikanmu itu merasuki mata, turun ke hati, mengembang rasa, dan membuat darahku berdesir aneh. Entah bagaimana caranya mengendalikan kekaguman ini? Entahlah, tolong ajari aku bagaimana caranya kali ini saja..

 

Suara jangkrik perlahan bersautan, menemani kekosongan malam yang hening, wajahmu masih terlihat di sana, persis diufuk timur pukul 10 malam, butuh waktu genap sebulan untuk bertemu dan memandang wajahmu sempurna, sungguh itu bukan barang sebentar.

Malam ini, mungkin sama dengan malam kemarin, kukatakan dalam hati, andai aku bisa meraihmu, menatapmu lebih dalam, belajar mengenalmu seumur hidup. Duhai purnama, Aku mencintaimu dan terlebih-lebih mengagumi keindahanmu, dan teragung-agung kepada penciptaMU, penciptaKU, pencipta alam semesta raya. Tidak ada yang menggetarkan hati kecuali hadist Nabi yang bilang “Barang siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenali Tuhannya”

Biarkan kekaguman ini adalah wujud pengenalan diriku terhadap diri sendiri, dan dengan begitu tunailah seperti hadist Nabi, mengenal diri, mengenal alam semesta dan mengenal Tuhan.

Kutunggu kau datang kembali purnama, jika tidak malam esok, mungkin malam-malam berikutnya…

 

 

BELUM LAYAK MENDAPAT ORDER BESAR

Sekitar 2 minggu lalu, hati saya begitu berbunga, pasalnya seorang kontraktor menghubungi dan pesan pembuatan taman di pabrik semen tiga roda, tak tanggung-tanggung sekitar 2500 meter persegi. Ini job besar, makanya saya kerahkan tim yang terdiri dari 15 orang, dan dalam 2 minggu akhirnya beres juga. Apa masalahnya? Hm, ternyata oh ternyata selalu saja ada kendala dalam setiap peristiwa. Pertama adalah kesiapan manajemen pribadi saya yang belum siap menangani order besar, terutama masalah modal. Karena gajih anak-anak belum dibayar dan hutang ini itu, maka saya coba ngomong ke kontraktor agar segera di opname (hitung) dalam jumlah meter realnya, dan sayangnya dari pihak kontraktor karena sedang sakit akhirnya memilih menundanya. Tapi akhirnya ada orang kepercayaan orang kontraktor yang bersedia opname bareng, tapi hasilnya nihil. Sang kontraktror tidak terima dengan ukuran orang kepercayaannya sendiri dan dinilai salah semua, ngga ngerti, dan ujung-ujungnya marah-marah ke saya karena terlalu meminta terburu-buru meminta perhitungan. Dan akhirnya opname ditunda hingga senin besok. Dan dengan begitu uangnya belum cair sementara karyawan yang sudah bekerja dua minggu gajihnya belum dibayar. Hihiiii.. pusingkan, belum lagi biaya operasional lain yang memang sebagian dari minjem ke teman, yang lebih pusing lagi, respon kontraktor jadi bener-bener jelek, acuh tak acuh. Sungguh itu menyakitkan walau tidak semenyakitkan dicampakan kekasih hati.. Hahhahaa..

Maka siapa yang harus disalahkan? Tentu saja ini salah saya, tetapi dengan begini saya jadi belajar lagi, pengalaman berharga lagi, kenang-kenangannya kulit saya yang hitam malah tambah hitam, yaa namanya juga kerja di lapangan, panas kepanasan, hujan kehujanan, tetapi yang jelas hidup menjadi lebih menyenangkan dengan pengalaman-pengalaman baru.

 

Dengan begini saya menyadari satu hal, saya belum siap mendapat order besar, dan ini menjadikan saya belajar satu hal, supaya kedepannya manajeman harus lebih baik agar tidak terulang kejadian seperti sekarang ini. Semangat lagi menjemput order besar… Tentu dengan persiapan yang lebih matang….

 

Foto pasukan dan saya ketika berada di pabrik semen tiga roda, wow seperti ada di jepang boo…

 

Pasukan bikin taman di Indocement

Pasukan bikin taman di Indocement

Sayah ada di Jepang.. Hahhaa

Sayah ada di Jepang.. Hahhaa