Arsip Bulanan: Agustus 2015

Kucing-kucing di rumah

Kucing

Si belang dan si eno

Di rumah saya ada 4 kucing kampung yang dipelihara dari masih lahir hingga besar sekarang, dulu malah lebih banyak dari itu, tetapi sebagian memang mati, dan ada yang pergi tak kembali, hilang ditelan bumi. Di antara 4 kucing itu ada yang namanya si belang, kucing dengan bercorak macan, secara kasat mata, belang adalah kucing kampung biasa, tak ada yang istimewa, dia merupakan kucing yang tertua yang berada di rumah saya, mungkin usianya sekitar 7 tahun, pokoknya usianya hampir sama dengan usia keponakan saya, hahaa…. Waktu masih kecil si belang punya ketiga teman kucing perempuan yang merupakan saudaranya, tapi sayang ketiga kucing perempuan itu dibuang oleh kakak ipar saya di daerah sawangan, dan kejadian itu membuat bapak saya marah-marah, kecewa dengan keputusan pembuangan yang tanpa sepengetahuannya. Apa yang istimewa dari si belang? Si belang ini pinter bahkan saking pinternya ikan di lemari bisa diambil olehnya, entah bagaimana caranya, dan itu membuat kemarahan ibu saya memuncak, si belang untuk beberapa hari diusir, tak diizinkan masuk ke dalam rumah, ikan tongkol yang dimakan diganti oleh bapak saya, tapi itu tidak menyurutkan kemarahan ibu saya ke si belang, hahahaa…

Dan kemarin, lagi-lagi, daging ayam yang cuma sepotong di dalam lemari dibongkar lagi sama si belang, hingga akhirnya sekarang ibu saya tidak menaruh ikan di lemari lagi, tapi di atas lemari.. hihiii dan saya tahu seberapa bencinya ibu saya terhadap si belang, beliau tetap sayang, buktinya tetap saja si belang diberi makan walau sambil marah-marah, hahaa… begini kira-kira

“Tuhh makan, jangan bandel, kalau bandel mah kaga dikasih nasi lagi”
Saya yang mendengar tawa-tawa kecil, mencintai si belang seperti mencintai kota jakarta, dihujat akan banjir, macet dan panasnya tetapi tetap saja orang datang-datang lagi, tetap saja singgah-singgah lagi.

Untuk kucing-kucing di rumah, si belang yang paling tua, si merah, si pusi dan si eno…

Menangisi hal yang salah

Semalam saya bangun tengah malam, perut saya melilit, sakit perut, begah tak tertahankan, dan seperti biasa sosok pertama yang mendengar rintihan saya adalah Ibu, dan kemudian tentu juga bapak. Kerana memang saya di rumah cuma bertiga. Sorenya memang, saya sudah merasakan gejala masuk angin, sehingga sudah minum jamu tolak angin dan dikerok, tetapi ternyata obat tolak angin dan tidur tidak menghilangkan masalah pada perut saya, bangun tengah malam, dan merintih sakit, akhirnya, kaki saya diurut oleh bapak, katanya syaraf yang ada di bagian tubuh kita itu saling berhubungan antara tangan, kaki, dan semua bagian yang ada di tubuh, oleh karenanya bapakpun sigap mengurut kaki saya setelah mendapat komando dari Ibu, tetapi tak ada perkembangan yang berarti setelahnya, perut saya masih terasa perih dan begah, sungguh ketika itu nikmatnya sehat baru terasa sekali kawan, rasa pusing membuat saya bolak-balik keluar masuk rumah, tidur duduk dan gegoseran, sakit…..

Karena tak tahan melihat saya yang kesakitan, ibu saya berinisiatif untuk mengurut seluruh bagian tubuh saya, mengerok dan membaluri dengan minyak bubut hingga lama sekali dan ditambah disediakan air hangat dalam botol untuk ditindih di bagian perut, dan Alhamdulilah setelah itu saya muntah dan rasa sakit perutpun mulai reda perlahan, dan kemudian saya bisa tidur kembali. Alhamdulilah…

Saya jadi teringat dengan kesalahan yang pernah saya lakukan, di usia saya yang ke 25 ini saya pernah pacaran satu kali, yaa cuma satu kali, dan saya merasa sangat bersalah ketika saya banyak mengeluarkan air mata, menangis ketika sosok wanita yang saya cintai itu memilih untuk tidak melanjutkan hubungan, apalagi saya bermaksud serius ingin melamar. Ahh lupakan, saya bukan ingin mengajak fokus pada kisah cinta saya itu, tetapi saya bermaksud mengkritisi diri sendiri, mengapa ketika itu saya menangis sedemikian sedih, ya, boleh dibilang susah move on .. hehehe…

Saya baru tersadar ketika seorang teman dekat saya ditinggal Ibunya meninggal. Hati teman saya itu hancur tak karuan, apalagi ketika ibunya wafat dia sedang bekerja, jadi tak melihat saat-saat terakhir sang Ibu. Susah move on. Yaa mirip dengan saya yang susah move on ditinggal pacar, setiap hari teman saya ini selalu cerita ini itu mengenai ibunya, hidupnya serasa hampa, katanya serasa semangat hidupnya hilang, tak bertuan. Yaa memang susah move onnya saya tidak separah teman saya yang ditinggal ibunya itu tetapi menjatuhkan air mata untuk sosok yang tidak mempedulikan saya adalah sebuah kesalahan, mengingat ketika saya sakit seperti semalam Ibulah yang begitu perhatian dan merawat saya. Sungguh saya menyesal untuk air mata yang pernah jatuh itu tetapi saya alhamdulilah menjadi belajar. Bahwa orang yang paling berhak mendapat air mata kita adalah orang yang melahirkan, merawat dan berkasih sayang dengan tulus. Dan itu bisa kita temukan pada sosok ibu. Sekarang saya bertekad untuk membahagiakan mereka, memberikan yang terbaik dari setiap sisa umur saya. Semoga saya bisa menjadi berkah untuk ibu dan bapak dan juga semua orang yang menyayangi saya.

Saya yakin banyak kisah-kisah keren dari para ibu, kasih ibu sepanjang masa itu benar, karena ibu adalah wakil Tuhan di muka bumi. Saya tidak menceritakan sosok bapak bukan berarti kasih bapak itu kurang tetapi untuk urusan kasih sayang saya mengerti perempuan selalu menjadi pemenangnya.

Cerita pagi, sambil ngopi…

Ibu-Irman
Ibu saya dengan para cucu-cucunya

Ketika Pulsa disedot Operator

Pulsa saya terus-terusan kepotong Apa sebabnya??

Hihii.. Kira-kira itulah ungkapan saya ketika pulsa yang tadinya terisi, tiba-tiba hilang entah kemana, yang bikin pusing itu penyebabnya belum diketahui, jadi gimanalah itu? Tadinya saya berniat ke Indosat center yang berada di Depok, tapi sebelum itu Alhamdulilah, masalahnya bisa saya ketahui.

Pertama, ketika HP saya hilang (lupa naro) karena sudah putus asa cari sana-sini, akhirnya HP saya Miscall dengan Telpon kantor, dan duarrr.. pas saya miscall ternyata ada lagu RBTnya, malah lagu galau lagih, huhuuhuu.. Sedih nian saya, dikasih RBT lagu begituan sama Indosat padahal saya tak pernah Registrasi atau bahkan tidak ada pemberitahuan apapun sebelumnya.

Masalah pertama sudah diketahui, nahhh… ada masalah kedua nihh.
Kedua, ada SMS masuk ke saya, bukan dari cewek salehah yang didambakan sang Jomblo Visioner macem saya, tapi dari operator sodara-sodara, Apa isinya? Hihii… SMS Zodiak sodara-sodara, Isinya saya Screen Shoot tuh di gambar…
image

image

Baca lebih lanjut

Belajar dari Art Rodhi

ART_RODHI

Seminggu yang lalu saya menjenguk Mas Art Rodhi di RS Fatmawati yang sudah sebulan lebih ini dirawat di sana.

Sesampainya di Fatmawati saya langsung chat mas Rodhi via Facebook Mesengger.

“Mas, saya udah di Rs fatmawati , ini lagi di Masjidnya. Mas Rodhi di ruangan apa dan no berapa?”

Sambil leyeh-leyeh duduk di halaman depan Masjid saya nunggu chat jawaban yang tak kunjung datang, saya telpon nomornya, ehh, operator yang bunyi.. hehehe…

“Pulsa Anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan ini”

Jleeb.. nyesek, tapi biasa aja kalih, hihii… Pulsa saya waktu itu memang lagi sering-seringnya disedot RBT Lagu Angkasa dan SMS Zodiak unyu-unyunya yang dikirim tanpa harus REG(curcol)

Whatevar it.. kita lanjutin ceritanya.. Okeeh..

Setelah nunggu sekitar setengah jam kurang lebih, akhirnya facebook messenger saya berkedap kedip, nah jawaban dari mas Rodhipun datang, sayapun senang bukan kepalang.. *Lebay mode on..

“Nanti saya yang ke situ, tapi tunggu sebentar ya” Begitu kira-kira isi pesan messenger dari mas Rodhi.

Dan saya agak heran, bingung.. Laahh Kok orang yang lagi dirawat malah mau datangin saya di Masjid, dan benarlah, ketika Adzan Maghrib selesai berkumandang, datanglah, satu sosok yang saya tunggu-tunggu. Dan ini adalah kali pertama kita ketemu lohh, saya dekati sosok orang yang satu-satunya menggunakan kursi roda di Masjid ini, saya tanya “Mas Rodhi ya?” diapun tersenyum sambil menyebut nama saya.. Hehee… dan setelah selesai salat maghrib barulah saya diajak ke kamar tempatnya dirawat.

Siapa Mas Art Rodhi?

Beliau adalah teman facebook saya sejak 2012 lalu, seorang difable yang sekarang sudah menjadi pelukis, karyanya keren-keren loh, lihat saja poto-poto facebooknya kalau ngga percaya. Saya baru pertama kali bertemu, dan banyak berceritalah mas Rodhi kepada saya, dari mulai awal kenapa sekarang dia mengenakan kursi roda, dan sempat merasa hidupnya sia-sia karena dihabiskan di tempat tidur terus, hingga sampai bagaimana ia menemukan titik balik kehidupannya.

“Memanfaatkan sebaik-baiknya apa yang kita punya, bukan mengutuki apa yang kurang dari diri kita”

Kata-kata itu keluar dari mulutnya, tentu diperoleh dengan perenungan yang panjang, dimulai dari kegemarannya mendengarkan Aagym dari sejak 2006 hingga sekarang. Saya masih ingat kata-kata Aagym yang diulang-ulang Mas Rodhi.

“Kalo nasi sudah menjadi bubur maka bukan untuk dikeluhkan dan dibuang, tetapi dimanfaatkan dikasih kerupuk ayam dan cakwe.. enak kan??” Katanya sambil tersenyum…

Dan, benarlah teori vibrasi itu berlaku, bahwa sesuatu akan menarik pada dirinya segala hal yang satu sifat dengannya. Berteman dengan orang-orang yang mempunyai aura positif akhirnya membuat dia bangkit dan punya banyak peluang. Hingga akhirnya beliau menjadi pelukis professional sampai sekarang. Ngomong-ngomong di Kamar Pasein beliau sebulan ini menghabiskan waktunya sambil ngelukis loh, walau yang dibuat Sketsa karena kalau pake cat tidak diperbolehkan oleh pihak rumah sakit.

Dan Saya belajar lagi deh sama beliau, Mas Rodhi ini satu-satunya pasien berkursi roda yang datang ke Masjid untuk shalat berjamaah, dan saya sempet tanya ke beliau.

“Kalau salat selalu di Masjid terus mas?”
dia jawab “iya..”

Malulah saya yang kadang masih suka milih salat di rumah ketika Adzan berkumandang.
Yang saya masih ingat baik adalah kata-kata terakhirnya malam itu ke saya, bahwa dia sebagai seorang difable tidak mau dikasihani, makanya beliau fashionnya style, pakai kacamata dengan sepatu cerah, jadi tidak ada kesan muram di wajahnya, dan dia selalu berpikir positif, sehingga mewarnai orang-orang yang berada di dekatnya. Ayoo yang masih muram mulai ganti style deh, kemudian berpikir positif, positif dan positif, niscaya yang positif-positif itulah yang mendatangi kita, sesuai dengan apa yang kita pikirkan….

Kesan yang saya dapat setelah bertemu kemarin. Mas Art Rodhi ini auranya sangat positif banget, tidak ada kesan minderan dalam dirinya, dan bahkan sangat humble dengan perawat di RS sekalipun, sambil senyam-senyum perawat ketika itu bilang ke saya, satu-satunya pasein yang sering ada di luar jalan-jalan jarang tiduran yaa dia ini.…. Sayapun tertawa mendengarnya…

Saya bersyukur bisa bertemu dengannya, semoga lain waktu bisa bertemu lagi ya mas, dan cepat sehat mas Rodhi…

Alhamdulilah, sayapun belajar lagi.. Hihii

Semangatt
NB: yang mau kenalan silahkan di Add facebooknya..